Pendapatan BYD Mengalakan Tesla Untuk Pertama Kalinya
Pendapatan BYD mengalakan Tesla untuk pertama kalinya, sebuah pencapaian penting yang menandai dominasi produsen mobil listrik asal Tiongkok di pasar global. Meskipun dari segi keuntungan, Tesla masih memimpin, BYD berhasil menunjukkan pertumbuhan pesat. Dikutip dari CNBC, pada periode Juli hingga September, Tesla mencatatkan laba bersih sebesar USD 2,18 miliar—naik 16,2% dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, laba bersih BYD naik 11,5% menjadi 11,6 miliar yuan.
Pencapaian Pendapatan dan Pertumbuhan BYD
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu melaporkan bahwa pendapatannya selama Januari-September 2024 mencapai 502,25 miliar yuan, naik 18,9% secara tahunan (yoy). Laba bersih BYD juga meningkat 18,1% menjadi 25,24 miliar yuan. Pada kuartal ketiga, pendapatan BYD melonjak 24%, dengan laba bersih tumbuh 11,5%, memperkuat posisinya sebagai produsen kendaraan listrik terkemuka.
Sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik dan hybrid, BYD mencatat penjualan 2,74 juta unit selama sembilan bulan pertama tahun ini. Rekor bulanan terbaru mereka adalah penjualan 419.400 unit pada bulan September, yang mencerminkan kuatnya permintaan kendaraan ramah lingkungan di pasar global.
Baca Juga : BYD Shark Debut ASEAN dan Makin Mendekat ke Indonesia
Strategi Ekspansi Global BYD
Ekspor BYD juga mengalami peningkatan signifikan. Perusahaan melaporkan bahwa ekspor mobil energi baru mereka mencapai 298.000 unit dalam sembilan bulan pertama 2024, dua kali lipat dari tahun lalu. Kini, BYD hadir di 96 negara, bersaing ketat dengan Tesla dan produsen otomotif global lainnya. Di Tiongkok, Tesla Model Y menjadi mobil terlaris pada September, tetapi model Seagull dari BYD menempati posisi kedua.
Tantangan dan Tarif Baru di Uni Eropa
Kompetisi antara Tesla dan BYD diprediksi akan semakin intens setelah Uni Eropa (UE) memberlakukan tarif baru untuk kendaraan listrik asal Tiongkok. Tarif tambahan untuk EV ini bisa mencapai 45,3%, termasuk tarif untuk SAIC Motors dan Tesla. Meskipun BYD mendapat tarif yang lebih rendah dari yang direncanakan, dampaknya tetap menjadi perhatian besar. Untuk mengantisipasi ini, BYD telah mengambil langkah strategis, seperti merencanakan pembangunan pabrik di Hungaria dan berinvestasi sebesar USD 1 miliar di Turki.
Investasi dan Produksi di Eropa
BYD sudah memulai pembangunan pabrik di Hungaria tahun lalu, dan investasi di Turki diumumkan pada bulan Juli. Pabrik ini diharapkan mempermudah ekspor ke pasar Eropa, karena Turki memiliki hubungan serikat pabean dengan Uni Eropa. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen BYD dalam menghadapi persaingan global dan menyesuaikan dengan peraturan baru.
Baca Juga : Faktor Yang Membuat Mobil BYD Murah
Dominasi Pasar Kendaraan Energi Baru (NEV)
China, sebagai pasar otomotif terbesar di dunia, terus memimpin transisi ke teknologi ramah lingkungan. Asosiasi Manufaktur Mobil China (CAAM) melaporkan bahwa produksi kendaraan energi baru (NEV) di negara tersebut mencapai 8,3 juta unit dari Januari hingga September 2024, mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 31,7%.
Penjualan mobil listrik BYD juga terus meningkat. Pada Agustus 2024, perusahaan melaporkan penjualan 370.854 unit, naik 30% dari tahun sebelumnya. Penjualan mobil listrik tumbuh hampir 12%, sedangkan kendaraan hybrid melonjak 48%, menunjukkan diversifikasi produk BYD yang menarik bagi konsumen global.
Penjualan Global dan Potensi Pasar
Di pasar internasional, BYD menjual 31.451 unit mobil pada bulan lalu. Total penjualan di luar negeri tahun ini telah mencapai 264.869 unit, Pendapatan BYD mengalakan Tesla dan melampaui penjualan tahun 2023. Jika tren ini terus berlanjut, BYD diperkirakan akan menjual 400.000 unit mobil di luar Tiongkok hingga akhir 2024.
Tertarik dengan mobil listrik BYD dan ingin merasakan pengalaman berkendara ramah lingkungan yang inovatif? Kunjungi Dealer BYD Jakarta untuk informasi lebih lanjut dan penawaran menarik. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan harga terbaik dan jadwal test drive!